Translate

Selasa, 27 Agustus 2013

Protoplasm





Fitoplasma, sebelumnya dikenal sebagai organisme yang menyerupai Mycoplasma, adalah prokariota dalam kelas Mollicutes. Mereka mirip dengan bakteri namun tidak mempunyai dinding sel yang kaku dan tidak dapat hidup bebas di lingkungan sekitar dan belum dapat ditumbuhkan dalam kultur. Fitoplasma dijumpai dalam sel-sel tabung tapis jaringan floem tanaman dan umumnya disebarkan oleh wereng daun dan wereng batang pemakan floem. Fitoplasma merupakan parasit obligat dan menyelesaikan daur hidupnya di dalam jaringan inang.

Fitoplasma menyebabkan penyakit pada berbagai tanaman inang. Gejala-gejala yang biasanya disebabkan oleh fitoplasma ialah daun menjadi berwarna kuning, pengerdilan, mati pucuk, ukuran daun berkurang ('daun kecil'), sapu setan, berfilodium, menghijau (virescence) dan gigantisme ('kuncup besar').

Sampai saat ini, metode-metode utama yang digunakan untuk mengidentifikasi dan membedakan penyakit fitoplasma adalah adanya gejala, kisaran inang, kekhususan vektor, dan pengamatan dengan mikroskop elektron transmisi (TEM) terhadap irisan yang sangat tipis dari jaringan yang sakit. Perkembangan teknik molekuler atas dasar DNA, terutama primer PCR fitoplasma-spesifik yang dirancang berdasarkan rangkaian gen 16S ribosomal RNA (rRNA) yang sangat awet, telah meningkatkan kapasitas untuk mendeteksi dan mengidentifikasi fitoplasma.

Senin, 26 Agustus 2013

Pengenalan Penyakit yang diakibatkan Nematoda



Nematoda
Metode yang telah lama digunakan untuk mengidentifikasi nematoda ialah membandingkan ciri-ciri morfologi spesimen dengan pertelaan yang telah diterbitkan, seringkali dengan bantuan kunci identifikasi. Berkaitan dengan hal ini, specimen harus diawetkan dan direkatkan untuk diamati dan diukur dengan bantuan mikroskop mengharuskan dengan perbesaran tinggi. Untuk identifikasi yang meyakinkan, sebanyak 5–10 nematoda betina dewasa dan atau jantan perlu disediakan, karena beberapa ciri yang membedakan bersifat kuantitatif dan keragaman antar jenis umum dijumpai. Dalam banyak kasus, identifikasi nematoda parasit tanaman sampai tingkat marga dapat dilakukan berdasarkan ciri-ciri morfologi umum, pengetahuan mengenai inang dan fauna nematoda di daerah koleksi. Pada beberapa kasus, identifikasi spesimen hidup sampai tingkat jenis dimungkinkan dengan informasi tersebut. Walaupun demikian, beberapa jenis nematoda sulit ditentukan, bahkan dengan hasil pengamatan pakar mengenai sifat morfologi dan morfometrik yang tepat. Oleh
karena itu, nematologi berdasarkan taksonomi dan diagnosa bergerak semakin cepat menuju metode molekuler dan biokimia. Untuk beberapa marga nematoda, sekarang diperlukan informasi tentang rangkaian DNA untuk mempertelakan jenis baru. Studi kemotaksonomi menunjukkan adanya jenis kriptik, yaitu jenis yang tidak dapat dibedakan berdasarkan sifat morfologinya.

a). Perlunya identifikasi
Pendekatan dan keahlian yang diperlukan untuk identifikasi nematoda akan bergantung kepada tujuannya. Spesimen yang disimpan dalam koleksi nasional dan internasional harus dideterminasi, atau paling tidak dikonfirmasi, oleh seorang ahli taksonomi nematoda yang berpengalaman. Meskipun, perlu diketahui bahwa untuk takson yang sulit, ahli taksonomi yang berpengalamanpun mungkin memberikan determinasi yang berbeda atau mungkin tidak dapat memberikan identifikasi yang pasti. Untuk keperluan survei, identifikasi nematoda mungkin cukup dilakukan oleh ahli diagnosa nematoda, saran ahli taksonomi hanya diperlukan jika terdapat catatan baru atau jenis yang belum dapat diidentifikasi. Apabila ada catatan baru, specimen harus disimpan dalam koleksi nasional untuk pemeriksaan ulang apabila diperlukan. Jika ada kemungkinan mempunyai implikasi karantina dan perdagangan, maka konfirmasi yang mandiri dapat dianjurkan sebelum dipublikasi. Untuk studi pengelolaan atau ekologi, determinasi spesimen hidup dengan memperhitungkan fauna lokal dan inang yang sedang diteliti mungkin tepat guna. Namun, untuk memperkuat studi seperti itu disarankan untuk memperoleh penegasan dari ahli taksonom mengenai material yang sedang diteliti. Seringkali dalam pekerjaan seperti ini hanya marga saja yang dideterminasi.

b). Membedakan nematoda parasit tanaman
Untuk keperluan produksi tanaman dan pengaturannya, pada awalnya penting untuk membedakan nematoda pemakan tanaman dan nematoda pemakan substrat lain. Nematoda pemakan tanaman mempunyai stilet (alat makan berlubang yang dapat dikeluar-masukkan) pada lubang mulutnya. Klasifikasi spesimen hidup ke dalam kelompok-kelompok yang diduga, dimungkinkan dengan memeriksanya dibawah mikroskop stereo yang baik kualitasnya. Menunjukkan keragaman dalam morfologi anterior nematoda yang berhubungan dengan perilaku makan.

Dari pada makan tanaman, beberapa jenis nematoda yang berstilet lebih menyukai jamur, ganggang dan lumut kerak, dan beberapa jenis lainnya bertindak sebagai predator mikrofauna tanah. Oleh karena itu, hubungan antara morfologi dan inang perlu dipertimbangkan untuk menempatkan spesimen secara pasti ke dalam marga pemakan tanaman.

c). Identifikasi jenis
Identifikasi berdasar morfologi
Identifikasi dilakukan berdasarkan bentuk, adanya ciri-ciri anatomi dan jumlahnya termasuk dimorfisme seksual secara morfologi, ukuran-ukuran serta rasio ukuran ukuran (morfometrik). Kunci-kunci dan pertelaan yang telah diterbitkan menunjukkan ciri-ciri yang mendiagnosa marga dan jenis. Kunci identifikasi yang dapat digunakan dengan bantuan komputer juga telah tersedia. Dua contoh yang menggunakan program-program berbeda adalah marga-marga nematoda tanaman (www.lucidcentral.org) dan nematoda Australia (www.ento.csiro.au).

Identifikasi secara molekuler dan biokimia
Metode-metode DNA berdasarkan urutan pemeriksaan, fragmen yang terbatas dan yang sejenisnya telah dikembangkan untuk memecahkan beberapa tantangan identifikasi dan diagnosa yang teliti. Sebagian orang mengandalkan pada ekstraksi dan amplifikasi (penguatan) DNA dari individu nematoda, sedangkan yang lainnya dapat mendeteksi dan menghitung jenis-jenis tertentu dalam contoh tanah. Suatu kendala yang nyata ialah bahwa identifikasi dapat hanya terbatas pada suatu jenis tunggal atau kelompok jenis yang kecil dan validasi mungkin dapat dilakukan dengan penarikan contoh terbatas dari keragaman antar jenis. Walaupun demikian, penerapan teknologi ini mungkin sekali meningkat dengan pesat.
Metode-metode kemotaksonomi lainnya telah dikembangkan, yang meliputi analisa isozim, profil protein, pengujian serologi, tetapi hanya beberapa yang telah diterima secara luas. Pemilahan jenis-jenis nematoda buncak akar dengan cara analisa isozim telah terbukti merupakan pendekatan yang praktis karena sifat-sifat morfologi berdasarkan diagnosa kurang tegas. Pendekatan DNA dan kimia membutuhkan fasilitas yang lebih canggih tetapi tidak memerlukan tenaga ahli taksonomi terlatih dalam diagnostik rutin. Walaupun demikian, pengembangan pendekatan ini lebih lanjut harus menggunakan bahan yang telah diidentifikasi secara dapat dipercaya untuk memberikan cara pemecahan yang kuat.