Translate

Senin, 29 Juli 2013

PENGENALAN BAKTERI

Bakteri 

Bakteri adalah mikroorganisme bersel tunggal, prokariot, tidak berklorofil, dan dicirikan oleh perkembang biakan yang cepat. Bakteri terdapat di mana-mana dan beragam menurut sifat fisiologinya, sehingga mereka menempati relung ekologi yang luas. Penyakit bakteri pada tanaman terdapat di seluruh dunia. Karena bakteri menyukai kondisi lembab atau hangat, mereka sangat penting di daerah tropik, subtropik dan yang suhunya hangat. 

Umumnya bakteri dapat bertahan hidup pada sisa-sisa tanaman pertanian, didalam tanah, pada biji atau tanaman hidup. Bakteri menginfeksi tanaman melalui luka atau pembukaan alami seperti stomata dan lentisel. Biji yang terinfeksi, bibit tanaman yang terinfeksi, cipratan air, serangga dan mesin semuanya dapat menyebarkan bakteri. Tidak ada klasifikasi formal untuk bakteri, namun nama-nama yang diberikan untuk bakteri telah diatur. International Code of Nomenclature of Bacteria ( Bacteriological Code) berisi peraturan-peraturan yang mengatur pemberian nama bakteri yang akan digunakan. Pada tahun 1975, Bacteriological Code (Revisi 1975) memperkenalkan konsep publikasi yang sahih ( valid ) untuk nama-nama bakteri. Penerbitan Approved Lists of Bacterial Names ( International Journal of Systematic Bacteriology , 1980, 30, 225-420) merupakan titik awal baru dimulainya tata nama bakteri. International Code of Nomenclature of Bacteria (Revisi 1990) merupakan landasan tata nama bakteri. Kode tersebut menyatakan bahwa nama suatu takson terbit dengan sahih dan karena itu kedudukan dalam tata nama, jika salah satu kriteria berikut ini terpenuhi:

  1. Nama tersebut disitir di dalam Approved Lists of Bacterial Names;
  2. Nama tersebut terbit di dalam makalah dalam International Journal of Systematic Bacteriology (IJSB) atau dalam International Journal of Systematic and olutionary Microbiology(IJSEM) dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam bacteriological Code. Sejak Agustus 2002, ada lagi satu  persyaratan dari IJSEM bagipenulis jenis baru, anak jenis baru, dan kombinasi baru untuk memberikan bukti bahwa spesimen tipe telah disimpan sekurang-kurangnya paling tidak di dua koleksi kultur yang dikenal di dua negara yang berbeda; 
  3. Nama tersebut telah diterbitkan secara sahih dengan cara diumumkan dalam Daftar validasi. Daftar Validasi adalah daftar yang diterbitkan dalam IJSB atau IJSEM yang memvalidasi nama-nama bakteri yang diterbitkan di tempat lain.

Approved Lists of Bacterial Names memuat 2.212 nama marga, jenis atau anak jenis dan 124 nama takson tingkat yang lebih tinggi. Approved Lists of Bacterial Names mengakui nama jenis-jenis bakteri berdasarkan pertelaan modern. Pada tahun 2002 tercatat adanya 5.806 jenis bakteri yang termasuk dalam sekitar 1.094 marga. Telah tercatat adanya 132 jenis bakteri patogen tanaman dalam 29 marga. Marga-marga utama bakteri penyebab penyakit tanaman adalah Agrobacterium , Clavibacter , Erwinia , Pseudomonas , Streptomyces , Xanthomonas dan Xylella.

Dalam takson-takson di atas ada beberapa ratus patogen, banyak yang dikenal sebagai patovar yang spesifik pada jenis dan marga tanaman inang mereka. Contohnya, Pseudomonas syringae mempunyai lebih dari 40 patovar yang berbeda, sedangkan Xanthomonas campestris mempunyai lebih dari 123 patovar. 

Banyak bakteri patogen tanaman mempunyai daur penyakit yang hidup pada inang sebagai epifit sebelum fase patogen. Banyak bakteri patogen tanaman tidak masuk ke dalam sel secara langsung, tetapi memperbanyak diri dalam ruang antar sel. 

Bakteri-bakteri ini dapat masuk melalui lubang alami seperti stomata , hidatoda , dan luka. Bakteri-bakteri ini memiliki satu seri faktor virulensi yang dikeluarkan oleh bakteri, termasuk enzim ekstraselular, racun, fitohormon dan polisakarida ekstraselular. Diagnosa penyakit bakteri dapat ditunjukkan dengan adanya cairan/lanyau (ooze) dan observasi dengan mikroskop pada goresan bakteri dari permukaan yang diiris di bawah air menunjukkan infeksi bakteri. 

Metode pengenceran seringkali digunakan untuk mengisolasi bakteri. Tujuannya ialah untuk mendapatkan koloni tunggal dari patogen yang diduga, sehingga menjamin isolasi kultur murni yang hanya berisi satu jenis bakteri. Mediumnya harus sesuai dan permukaan agar-agar harus kering. 

Pastikan kemurnian kultur sebelum memulai pengujian. Bekerja dengan kultur campuran merupakan usaha yang sia-sia dan memberikan hasil yang tidak ada artinya. Banyak patogen tanaman yang dapat diidentifikasi sementara dengan menggunakan beberapa pengujian.  

Sebelum mencoba mengidentifikasi kultur bakteri, kultur tersebut sebaiknya diperiksa kemurniannya. Hal ini dilakukan dengan membuat larutan yang sangat encer dari beberapa sel dalam air steril atau larutan garam steril dan membuatgoresan dengan jarum ose pada cawan agar-agar yang kering, seperti untuk goresan isolasi. Goresan diperiksa setiap hari selama beberapa hari untuk mengecek apakah semua koloni identik. Koloni yang tampak identik pada waktu tumbuh terpisah kadang terlihat berbeda jika tumbuh berdekatan. Jika ada keraguan tentang kemurnian kultur pada tahap ini, koloni tunggal sebaiknya dibuat lagi sub-kulturnyasampai kemurniannya terjamin. Tidak ada gunanya bekerja dengan kultur campuran. 

Pengujian goresan untuk mengecek kemurnian sebaiknya juga digunakan untuk mengamati morfologi koloni. Bentuk, ukuran, tekstur, tanda-tanda permukaan koloni, elevasi, tipe tepi, konsistensi, warna, sifat tembus atau tidak tembus cahaya dan kecepatan pertumbuhan koloni harus dicatat. Demikian pula adanya pigmen, presipitasi atau kristal sebaiknya dicatat juga. Kunci dikotom (pembagian dalam dua bagian) merupakan salah satu bentuk kunci paling awal yang digunakan untuk mengidentifikasi bakteri. 

Diagnosa mengikuti gerak maju langkah demi langkah sepanjang rute percabangan. Walaupun kunci umumnya tidak dapat dipercaya lagi dalam bidang yang lebih luas dari taksonomi bakteri, namun kunci tersebut masih digunakan dengan baik oleh ahli diagnosa yang tertarik pada patogen tanaman. Haruslah hati-hati selama melaksanakan prosedur identifikasi, terutama pada pengujian awal. Sejumlah teknik lainnya digunakan untuk mempermudah identifikasi bakteri patogen tanaman, seperti analisa asam lemak, uji tipe reaksi terhadap fagotipe, antibodi monoklonal dan pemeriksaan asam nukleat. Sifat morfologi mempunyai nilai sangat terbatas untuk identifikasi bakteri. Ukuran koloni, kecepatan pertumbuhan, warna, tekstur dan sifat tidak tembus cahaya tidak memberikan cukup banyak informasi untuk mengidentifikasi bakteri. Identifikasi bakteri bergantung kepada satu seri percobaan yang menunjukkan ada atau tidak adanya enzim-enzim tertentu. SEMOGA BERMANFAAT

Rabu, 17 Juli 2013

JAMUR API

Penyakit jamur api disebabkan oleh jamur yang termasuk kelas Ustilaginomycetes. Ciri khas jamur ini ialah dibentuknya massa spora seperti tepung berwarna hitam (sori). Sori tampak di dalam atau di permukaan akar, batang, daun, perbungaan, bunga, kepala sari dan bakal buah. Jamur api merupakan patogen tanaman pertanian dan tanaman hias yang sangat penting. Ada lebih kurang 2.000 jenis jamur api yang termasuk dalam 90 marga. Klasifikasi jamur api telah banyak berubah dalam beberapa tahun terakhir berdasarkan hasil penelitian ultrastruktur dan molekuler. Dalam sejarahnya, klasifikasi bergantung kepada cara perkecambahan spora. Informasi selanjutnya dapat dilihat pada VƔnky (2002).

Ciri-ciri jamur api yang paling mencolok ialah massa spora seperti debu yang berwarna gelap (teliospora), di dalam sori pada organ-organ tertentu. Spora jamur api tidak bertangkai, sangat berbeda dengan teliospora jamur karat. Spora jamur api umumnya disebarkan oleh angin. Teliospora berkecambah dan menghasilkan basidiospora (sporidia) yang berkecambah seperti koloni khamir dalam kultur. Di alam, dua basidiospora yang sedang berkecambah bergabung membentuk hifa infeksi. Biasanya hanya bagianbagian
tertentu dari tanaman inang yang rentan terhadap infeksi, misalnya bakal buah dan bunga. Perubahan-perubahan mutakhir dalam klasifikasi jamur api berarti bahwa banyak nama jamur api telah berubah. Beberapa contoh adalah sebagai berikut:

• Sporisorium terbatas pada rerumputan dan mengakomodasi banyak jamur api yang semula dalam marga lain, termasuk Sphacelotheca and Sorosporium;
• Sphacelotheca terbatas pada inang yang termasuk Polygonaceae dan sekarang digolongkan dalam Urediniomycetes (yang meliputi jamur karat);
• Sorosporium terbatas pada bunga tanaman inang dalam Caryophyllaceae; dan 
• Ustilago terbatas pada rerumputan namun jenis-jenis yang dipertelakan pada inang-inang lain (terutama dikotil) kebanyakan termasuk Microbotryum dalam Urediniomycetes.

Bila mengamati materi tanaman yang diperkirakan terinfeksi jamur api amatilah yang berikut ini:
• Bagian inang yang terinfeksi;
• Jaringan hipertrofi;
• Adanya bola-bola spora atau spora-spora yang lepas;
• Bentuk, ukuran dan hiasan permukaan spora;
• Ada tidaknya sel-sel steril di antara spora;
• Ada tidaknya peridium dan kolumela di dalam sorus.

NEXT BAKTERI

Selasa, 16 Juli 2013

JAMUR KARAT


Penyakit karat disebabkan oleh jamur yang termasuk bangsa Uredinales. Gejala-gejalanya meliputi bisul bertepung pada daun dan batang. Spora jamur berwarna kuning, jingga atau coklat dan mempunyai penampakan seperti karat. 
Contohnya, Puccinia polysora pada jagung, Puccinia purpurea pada sorgum, dan Phakopsora pachyrhizi pada kedelai. Jamur karat dibahas secara luas oleh Cummins dan Hiratsuka (2003).

Jamur karat merupakan patogen tanaman yang bernilai ekonomi tinggi. Lebihdari 7.000 jenis jamur telah dipertelakan yang mencakup 160 marga, di antaranya yang terbesar adalah Puccinia. Paling sedikit 30 marga bersifat monotipe. Jamur karat selama daur hidupnya dapat membentuk lima tipe spora. Tipe spora ditulisdengan angka Romawi:

O Spermatia (dibentuk dalam spermogonium).
I Esiospora (dibentuk dalam esium).
II Urediniospora (dibentuk dalam uredinium).
III Teliospora (dibentuk dalam telium).
IV Basidiospora (dibentuk di atas basidium oleh teliospora yang sedang berkecambah).

Jamur karat yang menghasilkan kelima tipe spora disebut makrosiklik. Banyak jamur karat yang tidak mempunyai kemampuan untuk menghasilkan satu tipe spora atau lebih misalnya jamur karat mikrosiklik yang hanya menghasilkan tipe III dan IV. Banyak jamur karat mempunyai dua tanaman inang yang tidak berkerabat, inang primer untuk tipe II, III dan IV, dan inang lainnya untuk tipe O dan I. Jamur karat dengan dua tanaman inang yang tidak berkerabat adalah heteroesius. Jamur karat yang mempunyai inang tunggal disebut autoesius. 

Daur hidup jamur karat makrosiklik dan heteroesius yang khas adalah sebagai berikut:
1. Basidiospora yang sedang berkecambah menginfeksi daun tanaman inang.
2. Spermogonia yang dihasilkan di daun melepaskan sel-sel kecil (spermatia) dalam tetesan kecil yang disebarkan oleh serangga. Hifa reseptif di permukaan tumbuh keluar dari spermogonium (atau melalui epidermis) yang dibuahi oleh spermatia dari kelamin yang berlawanan.
3. Hifa yang terbentuk menghasilkan esium dan esiospora yang disebarkan oleh angin atau serangga. Esiospora hanya dapat menginfeksi inang lain.
4. Setelah menginfeksi, miselium membentuk uredinium dan urediniospora yang tampak seperti massa debu, berwarna jingga atau coklat. Urediniospora disebarkan oleh angin. Mereka menyebabkan infeksi baru pada inang yang sama dan beberapa generasi urediniospora mungkin dibentuk selamau musim tumbuh.
5. Telium dengan teliospora dibentuk pada akhir musim tumbuh. Kadang-kadang teliospora dan urediniospora menempati sorus yang sama. Teliospora biasanya berfungsi sebagai spora yang sedang istirahat. Setiap sel teliospora mampu membentuk basidium tunggal, bersekat tiga, yang menghasilkan basidiospora pada sterigmata. Basidiospora disebarkan oleh angin. Jika memeriksa material tanaman yang diduga terinfeksi jamur karat amatilah hal-hal berikut ini:
1. Uredinium dan telium - terdapat di mana? Di bagian permukaan daun (atau
bagian tanaman yang lain) yang mana?;
2. Urediniospora - bentuk dan hiasan pada permukaan;
3. Parafisa (sel steril) - jika ada, bentuk dan ukurannya;
4. Pori kecambah - jumlah dan letak pada urediniospora; dan
5. Teliospora - bentuknya, pembentukan sekat, dan ada tidaknya tangkai.

Senin, 15 Juli 2013

JAMUR PENYAKIT PADA BUAH DAN BIJI

Patogen buah dan biji

Beberapa patogen yang umum seringkali berasosiasi dengan busuk buah. Salah satu dari yang paling banyak berlimpah ruah adalah Colletotrichum gloeosporioides (teleomorfnya adalah Glomerella cingulata), yang biasanya berasosiasi dengan antraknos pada buah. Bilur ini umumnya membuka bila umurnya bertambah. Jenisjenis Phytophthora berperan dalam pembusukan berbagai buah-buahan, contoh yang baik ialah pada coklat dan kelapa. Phomopsis dan Fisicoccum berasosiasi dengan busuk ujung batang tanaman buah-buahan tropik. Buah-buahan biasanya rentan terhadap penyakit pasca panen yang timbul selama proses pengepakan, penyimpanan, transportasi dan penanganan. Penyakit pasca panen seringkali melibatkan patogen yang ada di lapangan namun tidak tampak. Penyakit akan terus berkembang bahkan dalam kondisi di dalam lemari es dan gejala-gejalanya akan tampak pada tingkat apa saja dalam proses, ketika kondisi
lingkungan menjadi baik untuk perkembangan penyakit. Contoh-contoh penyakit pasca panen di antaranya ialah busuk alih (Rhizopus stolonifer), jamur pensil (Penicillium expansum), kapang kelabu (Botrytis cinerea), busuk buah Aspergillus (Aspergillus spp.) dan busuk ujung batang (Phomopsis spp. dan Fusicoccum spp.).
Informasi selanjutnya mengenai penyakit pasca panen yang disebabkan jamur dapat dilihat pada Pitt dan Hocking (1999).

Ergot
Penyakit ergot disebabkan oleh jamur dari bangsa Clavicipitales dan terdapat
pada rerumputan termasuk sebagian besar serealia. Konidia jamur ergot Sphacelia
menginfeksi bakal buah. Umumnya serangga menyebarkan konidia ini, yang terdapat
dalam ‘embun madu’ yang keluar dari floret inang sebagai reaksi terhadap infeksi.
Sklerotiumnya seringkali mengandung alkaloid yang beracun dan dapat
mengkontaminasi biji-bijian untuk konsumsi manusia dan hewan. Informasi
selanjutnya mengenai jamur Clavicipitales dapat dilihat pada White dkk. (2003).

Minggu, 14 Juli 2013

JAMUR PENYAKIT PADA DAUN

Jamur Penyakit Pada Daun

Gejala pada daun sangat penting dalam diagnosis penyakit tanaman. Beberapa penyakit daun disebabkan oleh saprob, yang lainnya disebabkan oleh patogen jamur obligat. Gejala umum dapat disebabkan oleh banyak patogen jamur yang berbeda, tetapi gejala yang spesifik cenderung berhubungan dengan kelompok patogen tertentu. Pada daun, berbagai mikroorganisme dapat menyebabkan bercak nekrotik dan blobor, yang biasanya ditunjukkan dengan ciri bentuk dan pola tertentu. Sifat diagnostik penting lainnya ialah adanya tubuh buah jamur, umur daun dan ukuran areal yang rusak.

‘Bercak daun’ 
 umumnya terbatas pada areal-areal yang kecil dari jaringan nekrotik. Walaupun, dalam beberapa kasus jaringan mungkin tidak mati, hanya berubah warna karena adanya organisme penyebab. Berbagai jamur patogen (dan hama serangga) dapat menyebabkan bercak daun. Bercak daun dapat pula dikelilingi oleh lingkaran klorotik.

‘Bercak target’ 
 (target spot) terdiri atas satu seri cincin melingkar; ‘bercak cincin’ biasanya melingkar dengan pinggir gelap; ‘bercak daun bersegi’ dibatasi vena daun, dan ‘bercak mata’ biasanya berbentuk lensa dengan bercak gelap di tengah. ‘Lubang gotri’ adalah istilah yang digunakan untuk mempertelakan bercak daun dengan pusat nekrotik dari bercak rontok. Seringkali, ini merupakan hasil ikutan dari reaksi pertahanan tanaman inang untuk membatasi penyebaran penyakit.

Antraknose
Gejala antraknos berupa bercak atau bidang kecil nekrotik yang gelap, agak terbenam kadang dengan pinggir yang terangkat. Acervuli (acervular conidio-mata) kadang-kadang dapat dijumpai tersusun dalam cincin atau lingkaran pada bilur. Gejala-gejala ini biasanya terjadi pada dedaunan, batang, dan buah. Infeksi yang berat dapat menyebabkan mati pucuk ranting atau cabang. Banyak ahli patologi tanaman menggunakan istilah antraknos khusus untuk beberapa, namun tidak semua, penyakit yang disebabkan oleh Colletotrichum.

Karat putih
Jamur karat putih termasuk Peronosporales. Cirinya ialah adanya rangkaian sporangia yang dihasilkan di dalam sorus berwarna putih, di bawah epidermis. Gejalanya muncul seperti lepuh putih tepat di bawah epidermis. Oospora dapat dijumpai di dalam jaringan inang. Contohnya ialah karat putih pada Brassica (Albugo candida).

Hawar
Istilah hawar digunakan untuk mempertelakan pengerutan yang tiba-tiba dan luas  serta kematian daun, bunga, pucuk, buah dan bahkan seluruh tanaman. Biasanya jaringan yang paling muda tumbuhnya diserang lebih dulu. Hawar disebabkan oleh berbagai jenis jamur patogen termasuk Colletotrichum gloeosporioides (hawar bunga mangga) dan Phytophthora colocasiae (hawar daun talas).

Lepuh
Lepuh yang mempengaruhi daun dicirikan oleh adanya bilir-bilur yang tampak rusak seperti tersiram air panas. Bilur-bilur kebanyakan memutih, tetapi dapat juga sebagian tembus pandang, dan biasanya tidak menunjukkan adanya klorosis. Contoh penyakit lepuh misalnya lepuh daun padi (Gerlachia oryzae) dan lepuh barley (Rhynchosporium secalis).

Blas
Bidang-bidang kecil nekrotik dan pucat pada daun yang disebabkan oleh jamur dan bakteri disebut blas. Hal itu dapat merupakan gejala penyakit atau stres, hasil pelukaan serangga, atau karena kondisi iklim yang berubah. Sebagai contoh patogen ialah Pyricularia oryzae pada padi dan beberapa rumput lain.

Kudis
Kudis adalah bilur dangkal yang memiliki ciri tersendiri, yaitu secara lokal sangat kasar dan berlubang-lubang kecil. Gejala-gejalanya meliputi penebalan abnormal dari lapisan permukaan dengan atau tanpa perkembangan gabus. Jamur dari marga Elsinoƫ, Fusicladium, Sphaceloma, Venturia dan Cladosporium kebanyakan menyebabkan kudis. Jamur kudis dapat pula dijumpai pada buah dan batang.

Embun bulu
Embun bulu disebabkan oleh jamur dari bangsa Sclerosporales (jenis-jenis yang menginfeksi rumput) dan Peronosporales (jenis-jenis yang menginfeksi tanaman dikotil). Kebanyakan dari jenis-jenis ini sangat bergantung kepada lapisan tipis air untuk bergerak di permukaan tanaman inang dan menyerang jaringan tanaman. Pada keadaan kelembaban tinggi, embun bulu dapat menyebabkan kerusakan berat pada tanaman pertanian. Contohnya, embun bulu pada tanaman jewawut (Sclerospora graminicola). Gejala-gejala tampak sebagai lapisan tepung putih pada permukaan bawah daun. Bentuk konidiofora dapat digunakan untuk membedakan marga yang berbeda. Informasi selanjutnya tentang embun bulu dapat dilihat pada Spencer
(1981).

Embun tepung
Jamur embun tepung adalah parasit obligat yang termasuk suku Erysiphaceae, contohnya Blumeria graminis pada tanaman serealia dan rerumputan. Ciri khas jamur embun tepung adalah terbentuknya proliferasi miselium berwarna putih di permukaan dan konidia seperti tepung pada permukaan daun. Askomata yang kecil dan membulat kadang-kadang timbul di permukaan daun. Haustorium dibentuk di dalam sel epidermis; konidiofora dibentuk secara lateral pada hifa dan konidia tidak bersekat dibentuk dalam rantai basipetal. Kebanyakan jenis jamur ini mempunyai forma spesial (formae specialis, f. sp.) yang didasarkan pada jenis inangnya. Jamur embun tepung dapat beradaptasi pada lingkungan yang relatif kering, dan sebetulnya merupakan satu-satunya kelompok jamur parasit tanaman yang konidianya dapat berkecambah tanpa adanya air bebas.

Jamur jelaga
Jamur jelaga disebabkan oleh anggota-anggota Capnodiales dan Chaetothyriales. Mereka membentuk selaput hitam pada daun dan batang hidup dengan cara tumbuh pada tanaman dan kotoran serangga. Jamur jelaga biasanya berasosiasi dengan kerusakan yang disebabkan oleh hama pengisap cairan tumbuhan seperti kutu daun dan kutu perisai. Jamur jelaga dapat menurunkan fotosintesis secara nyata dan mempunyai potensi untuk mengurangi gegas tanaman dan menurunkan hasil panen. Informasi selanjutnya mengenai jamur jelaga dapat dilihat pada Hughes (1976).

Embun hitam
Jamur embun hitam termasuk Meliolales, seringkali dikacaukan dengan jamur jelaga.
Jamur embun hitam merupakan patogen daun, yang umum dijumpai di hutan hujan
tropik. Jamur ini seringkali tertukar dengan jamur jelaga. Kerusakan yang
disebabkannya biasanya tidak parah. Jamur ini dicirikan oleh adanya hifa yang kasar
dengan hifopodia lateral yang pendek, askomata di permukaan, dan askospora yang
besar dan gelap. Informasi selanjutnya tentang Meliolales dapat dilihat pada
Hansford (1961) dan Hansford (1963).

NEXT PADA BIJI

Jumat, 12 Juli 2013

JAMUR PATOGEN PADA : AKAR DAN BATANG

 1).Patogen Pada Akar

Infeksi jamur pada akar tanaman dapat menghambat penyerapan air dan translokasi hara, sehingga pucuk tanaman menjadi kerdil, daun menjadi layu dan kuning. Akar-akar muda biasanya mudah diserang jamur, dan kerusakan pada akar pertanaman atau saat pemindahan seringkali memperburuk penyakit. Demikian pula, status hara tanah yang rendah (P atau K), salinitas, dan pH yang tak seimbang, akan memperlemah tanaman terhadap serangan busuk akar. Busuk akar seringkali sulit didiagnosis, karena bisa jadi disebabkan oleh beberapa atau sekelompok jamur yang kompleks, seperti Fusarium, Pythium, Macrophomina bersama nematoda, atau serangkaian jamur. Phytophthora dan Pythium paling umum dijumpai di tanah basah. Rhizoctonia dan Fusarium merajai pada kondisi yang lebih hangat dan di tanah yang memiliki kandungan bahan organik tinggi. Walaupun Fusarium dan Phytophthora dapat menyebabkan penyakit akar pada beberapa tanaman berkayu, tetapi kebanyakan busuk akar pada pohon-pohon seperti itu disebabkan oleh Basidiomycetes penghancur selulosa, seperti Armillaria, Ganoderma, Rigidoporus dan Phellinus. Informasi lebih lanjut tentang penyakit Phytophthora dapat dilihat pada Erwin dan Ribeiro (1996).

2). Patogen batang

Layu pembuluh
Patogen-patogen yang menyebabkan layu pembuluh biasanya hanya berhubungan dengan sistem pembuluh (xilem). Gejala-gejala penyakit termasuk hilangnya turgor, layu daun, perubahan warna daun menjadi kuning, dan pada kasus yang berat, tanaman roboh dan mati. Hanya setelah tanaman mati, jamur berpindah ke jaringan lain untuk bersporulasi. Empat marga jamur penyebab layu pembuluh adalah Fusarium, Verticillium, Ceratocystis dan Ophiostoma. Untuk informasi lebih lanjut tentang Ceratocystis dan Ophiostoma lihat Wingfield dkk. (1999).

Fusarium 
 menyebabkan layu pembuluh pada banyak tanaman sayuran, bunga, buah, dan serat. Kebanyakan jenis-jenisnya yang penting termasuk kompleks Fusarium oxysporum. Ada banyak sekali forma khusus (formae speciales, ff. spp.), yang masing-masing mempunyai kisaran inang yang terbatas dan seringkali memiliki sejumlah ras patogen. Untuk informasi tambahan tentang teknik laboratorium untuk Fusarium lihat Burgess dkk. (1994).

Kanker
Kanker pada batang tanaman herba dihasilkan oleh jamur patogen seperti Colletotrichum dan Phomopsis, yang juga menyerang dedaunan dan buah. Rhizoctonia solani dan Corticium rolfsii adalah agen penyebab penyakit bilur yang penting pada bagian dasar batang tanaman herba, terutama kacang-kacangan. Seringkali miselium dapat dilihat pada permukaan inang. Phytophthora dan Fusarium seringkali menyerang tanaman berkayu, walaupun gejala luar agak sulit ditemukan.

Puru/gall
Puru atau gall adalah pertumbuhan abnormal atau pembengkakan yang disebabkan oleh pembesaran hiperplastik jaringan tanaman akibat stimulasi oleh serangga, bakteri, virus, dan jamur patogen seperti Exobasidium dan Synchytrium.

Kerak merah jambu (Pink crust)
Corticium salmonicolor adalah Basidiomycetes yang membentuk kerak datar berwarna merah jambu pada ranting dan cabang tanaman berkayu di kawasan tropik dan subtropik, menyebabkan penyakit merah jambu atau kerak merah jambu. Jamur penyakit ini masuk ke dalam pepagan dan kayu, mematikan ranting dan cabang, dan menyebabkan daun menjadi kisut.

PENGENALAN JAMUR PATOGEN SAYURAN

 Jamur adalah mikroorganisme kecil, eukariota, biasanya membenang, dan pembawa spora, yang tidak mempunyai klorofil, mempunyai dinding sel yang berisi khitin, selulosa, atau keduanya. Tubuh jamur disebut miselium, dan tiap-tiap cabang atau filamen dari miselium disebut hifa. Pertumbuhan miselium terjadi di ujung hifa. Jamur berkembang biak dengan spora, yang merupakan alat reproduksi dan terdiri atas satu atau beberapa sel. Spora dibentuk secara aseksual atau sebagai hasil dari proses seksual. Pada jamur primitif, spora aseksual diproduksi di dalam kantong yang disebut sporangium. Sebagian dari spora-spora bergerak terus dan disebut zoospora. Jamur lainnya menghasilkan spora aseksual yang disebut konidia, dari hifa khusus yang disebut konidiofora. Pada jamur yang lain lagi, spora aseksual (konidia) dihasilkan di dalam struktur berdinding tebal yang disebut piknidia. Kebanyakan kelompok jamur melakukan reproduksi seksual. Pada beberapa kelompok, dua sel (gamet) bergabung untuk menghasilkan zigot yang disebut zigospora. Pada jamur lainnya, zigot ini disebut oospora. Dalam kelompok jamur yang disebut Ascomycetes, spora seksual dihasilkan di dalam sel zigot yang disebut askus, dan sporanya disebut askospora. Pada kelompok jamur lain, yang dikenal sebagai Basidiomycetes, sel zigot disebut basidium dan sporanya disebut
basidiospora. Ada sekitar 250.000 jenis jamur patogen dijumpai pada tumbuhan. Hampir semua jamur ini menggunakan sebagian dari hidupnya pada tumbuhan inangnya dan sebagian lagi di dalam tanah atau pada sisa-sisa tumbuhan. Organisme yang dipelajari oleh ahli mikologi pada umumnya termasuk dalam dunia (kingdom) Jamur, tapi beberapa di antaranya termasuk dalam Protozoa dan Chromista. Protozoa mencakup jamur lendir. Chromista mencakup Oomycetes, termasuk embun bulu maupun Pythium dan Phytophthora. Dalam dunia jamur ada empat filum utama, yaitu Zygomycota, Chytridiomycota, Ascomycota, dan Basidiomycota. Penyakit tanaman yang disebabkan oleh jamur patogen seringkali dapat dikenal berdasarkan bagian organ yang terinfeksi dan tipe gejala yang dihasilkan, seperti rebah semai, busuk akar, layu pembuluh, embun bulu dan embun tepung, bercak daun dan hawar daun, jamur karat, jamur api, antraknos, mati pucuk, dan penyakit pasca-panen.

selanjutnya PATOGEN AKAR dan batang