Translate

Minggu, 14 Juli 2013

JAMUR PENYAKIT PADA DAUN

Jamur Penyakit Pada Daun

Gejala pada daun sangat penting dalam diagnosis penyakit tanaman. Beberapa penyakit daun disebabkan oleh saprob, yang lainnya disebabkan oleh patogen jamur obligat. Gejala umum dapat disebabkan oleh banyak patogen jamur yang berbeda, tetapi gejala yang spesifik cenderung berhubungan dengan kelompok patogen tertentu. Pada daun, berbagai mikroorganisme dapat menyebabkan bercak nekrotik dan blobor, yang biasanya ditunjukkan dengan ciri bentuk dan pola tertentu. Sifat diagnostik penting lainnya ialah adanya tubuh buah jamur, umur daun dan ukuran areal yang rusak.

‘Bercak daun’ 
 umumnya terbatas pada areal-areal yang kecil dari jaringan nekrotik. Walaupun, dalam beberapa kasus jaringan mungkin tidak mati, hanya berubah warna karena adanya organisme penyebab. Berbagai jamur patogen (dan hama serangga) dapat menyebabkan bercak daun. Bercak daun dapat pula dikelilingi oleh lingkaran klorotik.

‘Bercak target’ 
 (target spot) terdiri atas satu seri cincin melingkar; ‘bercak cincin’ biasanya melingkar dengan pinggir gelap; ‘bercak daun bersegi’ dibatasi vena daun, dan ‘bercak mata’ biasanya berbentuk lensa dengan bercak gelap di tengah. ‘Lubang gotri’ adalah istilah yang digunakan untuk mempertelakan bercak daun dengan pusat nekrotik dari bercak rontok. Seringkali, ini merupakan hasil ikutan dari reaksi pertahanan tanaman inang untuk membatasi penyebaran penyakit.

Antraknose
Gejala antraknos berupa bercak atau bidang kecil nekrotik yang gelap, agak terbenam kadang dengan pinggir yang terangkat. Acervuli (acervular conidio-mata) kadang-kadang dapat dijumpai tersusun dalam cincin atau lingkaran pada bilur. Gejala-gejala ini biasanya terjadi pada dedaunan, batang, dan buah. Infeksi yang berat dapat menyebabkan mati pucuk ranting atau cabang. Banyak ahli patologi tanaman menggunakan istilah antraknos khusus untuk beberapa, namun tidak semua, penyakit yang disebabkan oleh Colletotrichum.

Karat putih
Jamur karat putih termasuk Peronosporales. Cirinya ialah adanya rangkaian sporangia yang dihasilkan di dalam sorus berwarna putih, di bawah epidermis. Gejalanya muncul seperti lepuh putih tepat di bawah epidermis. Oospora dapat dijumpai di dalam jaringan inang. Contohnya ialah karat putih pada Brassica (Albugo candida).

Hawar
Istilah hawar digunakan untuk mempertelakan pengerutan yang tiba-tiba dan luas  serta kematian daun, bunga, pucuk, buah dan bahkan seluruh tanaman. Biasanya jaringan yang paling muda tumbuhnya diserang lebih dulu. Hawar disebabkan oleh berbagai jenis jamur patogen termasuk Colletotrichum gloeosporioides (hawar bunga mangga) dan Phytophthora colocasiae (hawar daun talas).

Lepuh
Lepuh yang mempengaruhi daun dicirikan oleh adanya bilir-bilur yang tampak rusak seperti tersiram air panas. Bilur-bilur kebanyakan memutih, tetapi dapat juga sebagian tembus pandang, dan biasanya tidak menunjukkan adanya klorosis. Contoh penyakit lepuh misalnya lepuh daun padi (Gerlachia oryzae) dan lepuh barley (Rhynchosporium secalis).

Blas
Bidang-bidang kecil nekrotik dan pucat pada daun yang disebabkan oleh jamur dan bakteri disebut blas. Hal itu dapat merupakan gejala penyakit atau stres, hasil pelukaan serangga, atau karena kondisi iklim yang berubah. Sebagai contoh patogen ialah Pyricularia oryzae pada padi dan beberapa rumput lain.

Kudis
Kudis adalah bilur dangkal yang memiliki ciri tersendiri, yaitu secara lokal sangat kasar dan berlubang-lubang kecil. Gejala-gejalanya meliputi penebalan abnormal dari lapisan permukaan dengan atau tanpa perkembangan gabus. Jamur dari marga Elsinoƫ, Fusicladium, Sphaceloma, Venturia dan Cladosporium kebanyakan menyebabkan kudis. Jamur kudis dapat pula dijumpai pada buah dan batang.

Embun bulu
Embun bulu disebabkan oleh jamur dari bangsa Sclerosporales (jenis-jenis yang menginfeksi rumput) dan Peronosporales (jenis-jenis yang menginfeksi tanaman dikotil). Kebanyakan dari jenis-jenis ini sangat bergantung kepada lapisan tipis air untuk bergerak di permukaan tanaman inang dan menyerang jaringan tanaman. Pada keadaan kelembaban tinggi, embun bulu dapat menyebabkan kerusakan berat pada tanaman pertanian. Contohnya, embun bulu pada tanaman jewawut (Sclerospora graminicola). Gejala-gejala tampak sebagai lapisan tepung putih pada permukaan bawah daun. Bentuk konidiofora dapat digunakan untuk membedakan marga yang berbeda. Informasi selanjutnya tentang embun bulu dapat dilihat pada Spencer
(1981).

Embun tepung
Jamur embun tepung adalah parasit obligat yang termasuk suku Erysiphaceae, contohnya Blumeria graminis pada tanaman serealia dan rerumputan. Ciri khas jamur embun tepung adalah terbentuknya proliferasi miselium berwarna putih di permukaan dan konidia seperti tepung pada permukaan daun. Askomata yang kecil dan membulat kadang-kadang timbul di permukaan daun. Haustorium dibentuk di dalam sel epidermis; konidiofora dibentuk secara lateral pada hifa dan konidia tidak bersekat dibentuk dalam rantai basipetal. Kebanyakan jenis jamur ini mempunyai forma spesial (formae specialis, f. sp.) yang didasarkan pada jenis inangnya. Jamur embun tepung dapat beradaptasi pada lingkungan yang relatif kering, dan sebetulnya merupakan satu-satunya kelompok jamur parasit tanaman yang konidianya dapat berkecambah tanpa adanya air bebas.

Jamur jelaga
Jamur jelaga disebabkan oleh anggota-anggota Capnodiales dan Chaetothyriales. Mereka membentuk selaput hitam pada daun dan batang hidup dengan cara tumbuh pada tanaman dan kotoran serangga. Jamur jelaga biasanya berasosiasi dengan kerusakan yang disebabkan oleh hama pengisap cairan tumbuhan seperti kutu daun dan kutu perisai. Jamur jelaga dapat menurunkan fotosintesis secara nyata dan mempunyai potensi untuk mengurangi gegas tanaman dan menurunkan hasil panen. Informasi selanjutnya mengenai jamur jelaga dapat dilihat pada Hughes (1976).

Embun hitam
Jamur embun hitam termasuk Meliolales, seringkali dikacaukan dengan jamur jelaga.
Jamur embun hitam merupakan patogen daun, yang umum dijumpai di hutan hujan
tropik. Jamur ini seringkali tertukar dengan jamur jelaga. Kerusakan yang
disebabkannya biasanya tidak parah. Jamur ini dicirikan oleh adanya hifa yang kasar
dengan hifopodia lateral yang pendek, askomata di permukaan, dan askospora yang
besar dan gelap. Informasi selanjutnya tentang Meliolales dapat dilihat pada
Hansford (1961) dan Hansford (1963).

NEXT PADA BIJI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar